On March 11, 2011
Sedikit waktu bibir ini ingin melantunkan nada manja yang terpancar untuk mengisi berbagai rasa yang terkumpul didalam hati ini, namun tak ada tempat untuk mengungkapkan seluruh rangkaian yang telah bersiap menjadi harmoni yang tersaring dengan kelembutan. Ku terus melintasi kedasar mimpi yang terlihat sangat indah karena diselimuti oleh senyuman hangat dan manis yang dapat menaburkan segala bibit kasih yang belum terbaur oleh tinta kehidupan yang hitam. Namun hati ini terasa menyendiri terkurung oleh penatnya harapan yang semakin lama semakin menjauh untuk teraih. Seketika tertunduk diam dan terus membeku, membisu yang telah terasa berat untuk tergerak karena aliran rasa yang terlihat membuntu. Memulai dengan fikiran dan hati yang terlihat bersih seakan lembut akan kesucian, terasa ringan untuk tergerak ke tempat yang terarah oleh hembusan angin harap. Kulihat taman hati yang dihias oleh warna kebahagiaan yang terisi oleh alam hidup yang ceria. Bisikan hati terdengar begitu merdu untuk menjauh dari panasnya hawa yang meleburkan semua perasaan yang telah terbaur dan terangkai menjadi kisah yang manis. Pengharapan yang terfikir menjadi kelam telah sirna sudah karena pemfokusan telah merasuk ke dalam alam fikiran ini. Kini yang mampu tergapai hanya angan yang terus tumbuh menjadi hutan yang terjaga oleh kasih yang tulus. Mungkin harapan yang terharap telah terbakar oleh hati yang telah lama berlari untuk mengejar perasaan yang terfikirkan akan merubah segala luapan emosi menjadi kehangatan yang merasuk. Pantai indah yang dulu sebagai tempat untuk dijadikan memadu kasih yang murni telah hilang menjadi sampah yang terpandang sebagai sebuah kehancuran. Diantara sekian perbedaan hati yang terjamah oleh debu yang menyatu antara kasih dan emosi telah menyelimuti fikiran ini untuk segera tertahan akan segala pandangan yang hinggap. Menyendiri dari kebisingan alam yang seolah menyakiti untuk merobek dan menghancurkan sedikit dari pucuknya keceriaan mungkin dapat menahan dari kegundahan yang terus mencoba untuk mengikat hati ini. Arahan terus bercermin pada pandangan yang kelam untuk terlihat, tak tahu hati harap tergapai oleh rasa yang yang telah berusaha merasuk untuk menjadi bagiannya. Titik yang telah menembus hati jenuh membuyarkan fikiran yang kelam, merubah haluan yang telah bergeser kearah cahaya yang berwarna dan harapan pun mulai merangkai untuk menjadikan semuanya menjadi kisah yang terharap.
No comments:
Post a Comment